Air Terjun Melanggar/Menaggar/Mananggar merupakan patahan Sungai Landak dengan ketinggian terjunan air sekitar 40 meter. Air terjun ini terdiri dari tujuh tingkat. Di atasnya terdapat dahan pepohonan, yang menurut warga setempat, sudah bertahun-tahun ada di sana dan tidak jatuh atau hanyut. Air terjun itu dikelilingi Gunung Pejapa (1.019 m).
Di seberang sungai, terdapat Gua Sanjan yang bisa dicapai setelah melintasi jalan setapak sekitar 4 km.. Gua ini diwarnai air terjun kecil yang jatuh ke dalam sungai kecil di bawahnya sehingga tampak sangat menakjubkan.
Ada sekitar 9 air terjun lagi di dekat kawasan (Kecamatan Aik Besar) ini yang letaknya terpencar berjauhan.
(1) Air Terjun Remabo di Desa Sekendal yang merupakan patahan Sungai Dait. Air terjun ini terdiri dari tujuh tingkat. Untuk ke lokasi ini tak bisa sembarangan karena harus melewati jalan HPH PT Batasan.
(2) Air Terjun Terinting juga terdiri dari tujuh tingkat dan terletak di Desa Jambo Tembawang di perbatasan Desa Jambo Tembawang-Desa Engkangin. Air terjun ini berasal dari patahan Sungai Ensiang. Keistimewaannya, dikelilingi gunung dengan rimba yang masih utuh. Untuk ke lokasi ini dibutuhkan waktu satu hari berjalan kaki (sekitar 40 km dari Desa Serimbu, ibu kota kecamatan). Bahkan jika menggunakan perahu motor pun, dibutuhkan waktu 12 jam, karena
setelah tiba di Kuala Terinting, masih harus berjalan kaki lagi
berjam-jam. Di sekitar air terjun ini, ada sejumlah gua alam yang oleh penduduk untuk menginap, di antaranya Gua Harimau.
(3) Air Terjun Padelembayung di Desa Betiang dengan ketinggian 100 meter. Untuk ke lokasi ini, dibutuhkan waktu dua hari dengan berjalan kaki (sekitar 60 km dari Serimbu).
(4) Air Terjun Meroban di Desa Amparjawa dengan ketinggian 30 meter.
(5) Air Terjun Romboksetin di Desa Tengue dengan ketinggian 35 meter,
di kiri kanannya terdapat gunung dengan hutan belantara alami. Air
terjun ini digemari pelajar setempat, dan jaraknya sekitar 30 km dari
Serimbu.
(6) Air Terjun Bedawandi Desa Dangeaji dengan ketinggian 30 meter yang banyak ditumbuhi aneka jenis anggrek. Air terjun ini mengalir di Sungai So’ong. Di sungai yang jernih, ikan berlimpah-limpah. Untuk ke lokasi ini, dibutuhkan waktu lima jam berjalan kaki dari Serimbu.
(7) Air Terjun Berui di Desa Serindu, sekitar 3 km dari Serimbu (satu jam berjalan kaki) memiliki enam tingkat, Salah satu keistimewaannya,
kawasan ini salah satu tambang intan tradisional.
(8) Air Terjun Ringin di Dusun Tejo, Desa Sepangah dengan tiga tingkat dan dapat ditempuh dengan satu jam berjalan kaki dari Serimbu.
Disekitar Serimbu ada beberapa tempat yang seharusnya saya kunjungi seperti Air Terjun Tujuh Tingkat, Pegung Pangeran dan Terinting. Tempat-tempat itu tidak kalah eksotik dan indahnya dengan Manangar. Saya menyesal tidak sempat kesana. Lain kali pasti saya akan kunjungi!
Tetapi saya masih bisa mengunjungi Air Terjun Rimbo Ringin, di Serimbu. Walaupun medannya sulit tetapi tempat ini layak untuk dikunjungi. Setiap akhir pekan selalu ramai dikunjungi pemuda/i deesa. Pohon-pohon besar masih bisa ditemui disini. Bahkan saya pernah temukan Pasak Bumi sebesar paha orang dewasa.
(9) Air Terjun Tepaan di Desa Amparjawa, air Sungai Tepaan sepanjang 3 km dekat air terjun itu lurus tak berbelok-belok, dengan kedalaman 8-10 cm. Lokasinya sekitar satu jam dari Air Terjun Melanggar dengan berjalan kaki di jalan setapak.
Lokasi
Terletak di Dusun Perbuah, Desa Marayuh, Kecamatan Aik Besar, Kabupaten Pontianak, Propinsi Kalimantan Barat.
Aksesbilitas
Berjarak sekitar 260 km dari Pontianak yang diawali melalui jalan darat dari Kota Ngabang menuju Setimbu, ibukota Kecamatan Aik Besar . Bila menggunakan kendaraan umum, harus berhenti dulu di terminal kota Kecamatan Ngabang (sekitar tiga jam dari kota Pontianak). Selanjutnya dari sana, dapat menggunakan kendaraan desa ke Desa Serimbu (sekitar 56 km dari Ngabang), dengan waktu tempuh sekitar dua jam lebih.
Dari Desa Serimbu, perjalanan ke Air Terjun Melanggar dilanjutkan dengan perahu motor yang berkecepatan 13 km/jam dengan kekuatan mesin 9,9 PK. Ongkosnya sekitar Rp 100.000 sekali jalan. Perjalanan melintasi Sungai Landak ini menempuh waktu sekitar dua setengah jam, itu pun harus melewati sejumlah riam.
Sepanjang perjalanan melintas di Sungai Landak, di kiri kanan dapat disaksikan hutan belantara yang hijau. Sesekali terlihat penduduk desa mandi dan mencuci di sungai. Jarang sekali bertemu perahu motor yang seiring atau berlawanan arah.
Terletak di Dusun Perbuah, Desa Marayuh, Kecamatan Aik Besar, Kabupaten Pontianak, Propinsi Kalimantan Barat.
Aksesbilitas
Berjarak sekitar 260 km dari Pontianak yang diawali melalui jalan darat dari Kota Ngabang menuju Setimbu, ibukota Kecamatan Aik Besar . Bila menggunakan kendaraan umum, harus berhenti dulu di terminal kota Kecamatan Ngabang (sekitar tiga jam dari kota Pontianak). Selanjutnya dari sana, dapat menggunakan kendaraan desa ke Desa Serimbu (sekitar 56 km dari Ngabang), dengan waktu tempuh sekitar dua jam lebih.
Dari Desa Serimbu, perjalanan ke Air Terjun Melanggar dilanjutkan dengan perahu motor yang berkecepatan 13 km/jam dengan kekuatan mesin 9,9 PK. Ongkosnya sekitar Rp 100.000 sekali jalan. Perjalanan melintasi Sungai Landak ini menempuh waktu sekitar dua setengah jam, itu pun harus melewati sejumlah riam.
Sepanjang perjalanan melintas di Sungai Landak, di kiri kanan dapat disaksikan hutan belantara yang hijau. Sesekali terlihat penduduk desa mandi dan mencuci di sungai. Jarang sekali bertemu perahu motor yang seiring atau berlawanan arah.
Rute menuju Mananggar sangat sulit karena karena selain jauh dan tidak bisa dijangkau dengan kendaraan bermotor, medannya juga sulit. Dari Ngabang, Ibukota Kab. Landak, kita bisa menggunakan bis menuju Serimbu (54 KM). Tetapi inipun harus melalui jalan aspal yang berlubang seperti kubangan di beberapa tempat. Dari Serimbu kita menggunakan motor air atau yang oleh masyarakat setempat disebut pepet. Pepet Serimbu-Mananggar tidak punya jadwal tetap dan seringkali tidak jalan jika penumpang sedikit atau air sungai surut.Seperti pengalaman saya, karena tidak kebagian pepet (saat itu semua pepet penuh, karena kampung Perbuak akan mengadakan pesta adat (gawai)). Akhirnya saya memutuskan jalan kaki. Beruntung saya punya teman yang mempunyai tujuan sama. Karena mereka bisa menjadi penunjuk jalan sekaligus guide. Jika tidak, jangan coba-coba melakukan perjalanan sendiri karena rute yang ditempuh harus melalui hutan rimba.
Setelah melakukan perjalan selama 6 jam, dari jarak beberapa kilo sudah terdengar deru air terjun Mananggar. Membuat saya memacu langkah saya supaya cepat tiba. tetapi langkah saya masih kalah dengan teman perjalanan saya yang sudah terbiasa berjalan. apalagi mereka sudah mengenal medan.akhirnya kami tiba di air terjun. Saya benar2 dibuat kaget dan kagum oleh tinggi & besarnya arus air terjun ini. Buihnya terasa dari jarak 100 meter. Saya sempat terbengong menyaksikannya. Terasa nilai magis ciptaan Tuhan. Saya terdiam sambil memandang kagum. Ternyata benar apa yang dikatakan orang selama ini. Dalam hati saya mengatakan ini layak dijuluki “Niagara dari Borneo”.